Senin, 27 Juni 2011

Sebuah Renungan

Cerita, tiga orang presiden di panggil oleh Tuhan. Mereka adalah presiden USA, China dan Indonesia, mereka dipanggil karena kesalahan masing masing, presiden USA karena terlau adigdaya, membuat kekacauan di mana-mana, membuat perang dan membuat perpecahan, presiden China karena telah membuat warga negaranya bersifat komunis, tidak percaya dengan Tuhan sedangkan presiden Indonesia dipanggil karena tidak bisa mengatur negaranya dengan baik, masyarakatnya miskin dan pemerintahnya suka berkorupsi.
“Aku akan menghukum kalian!” seru Tuhan,  kepada negara-negara tersebut akan diakhiri oleh Tuhan “kepada Negara-negara kalian kiamat tiga hari lagi” para orang nomor satu tersebut mencoba memelas berharap hukuman dibatalkan namun apa daya, apa yang sudah dikatakan oleh Tuhan tidak akan dicabut lagi.
Para presiden itupun pulang dengan membawa berita buruk, bagaimanapun apa yang telah diketahui dari Tuhan tersebut harus disampaikan kepada rakyatnya. Kemudian Presiden USA berpidato terbuka didepan semua rakyatnya,
“rakyatku, tadi saya diundang dan akhirnya bertemu dengan tuhan, karena kita telah banyak membuat perpecahan dan perpeperangan maka kita diberi hukuman tiga hari lagi kita akan kiamat” jelas presiden dalam pidato yang menjadikan para rakyat kebingungan dan menimbulkan banyak masalah, penjarahan, perampokan bahkan pembunuhan dimana-mana. Sementara itu di China pun diadakan pidato kenegaraan “rakyatku tiga hari lagi kita akan kiamat karena aku telah mengajarkan kepada kalian kehidupan komunis, tidak percaya dengan tuhan, padahal Dia sebenarnya ada, tadi saya sudah menemuinya” rakyat China pun segera memenuhi semua tempat ibadah dan mengadakan kegiatan-kegiatan agama. Sedangkan di Indonesia presiden masih bingung harus dengan cara bagaimana presiden menyampaikan berita buruk itu kepada rakyatnya sampai ia menemukan ide “ rakyatku tiga hari lagi kita semua akan terbebas dari semua petaka, semua bencana, semua kemiskinan serta tidak aka nada korupsi-korupsi lagi” presiden Indonesia dalam pidato kenegaraan terbukanya. Rakyat Indonesia pun merasa senang dan mereka merayakan dengan pesta dan kegemerlapan atas hal tersebut.
Apapun tanggapan seseorang kepada apa yang kita bicarakan adalah karena cara penyampaian kita sendiri.

Rabu, 08 Juni 2011

Kenapa masih disebut bid’ah?

Kenapa masih disebut bid’ah?
Untuk Sahabat….
            Ketika ada orang menyebut kita salah saat kita bersolawat untuk Nabi maka kita tidak perlu ragu dengan keimanan kita. Bukankah ada pula solawat itu hukumnya wajib? Dalam kehidupan sehari-hari saat kita solat fardhu pada tahiyat terakhir tentu tidak asing dengan bacaan “allohumma soli ala sayidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad, kama sollaita ala sayyidina ibrohim, wa ala sayyidina ibrohim, wa barrik ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad, kamaa barokta’ala sayyidina ibrohim, wa ala sayyidina ibrohim” yang maksud dari bacaan tersebut adalah bacaan solawat semoga Allah tetap mencurahkan keselamatan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW dan keluarganya serta Nabi Ibrohim AS dan keluarganya. Jika masih ada pendapat orang islam yang mengharamkan solawat maka perlu ditanyakan bagaimana dengan solatnya?......
            Bacaan “Al-barjanji-Manaqib”, sebelumnya harus diketahui “Al-barjanji-Manaqib”, adalah bahasa arab yang kita tahu dalam bahasa Indonesia artinya biografi, perjalanan hidup. Orang-orang penting seperti ilmuan, presiden bahkan artis punya biografi dan itu bermanfaat bila dibaca karena para pembacanya bisa mengambil hal-hal positif dari tokoh-tokoh yang digambarkan serta kemungkinan mengaplikasikan pada kehidupanya, bukankah itu baik. Apalagi biografi ulama besar dan Rosul, lebih –lebih Nabi Muhammad, satu-satunya orang yang sempurna yang pernah tinggal dibumi.
            Lalu? Bagaimana dengan mendoakan orang yang sudah meninggal, bagaimana dengan bacaan tahlil. Bid’ah kah? Jelas, tidak sahabat. Solat jenazah dalam islam hukumnya fardhu kifayah, yang apabila ada orang muslim meninggal wajib bagi umat islam untuk menyolatinya tapi bila sudah ada satu muslim yang mengerjakan maka menggugurkan kewajiban muslim yang lain. Rukun solat jenazah tersebut adalah: Niat, empat takbir (takbir pertama membaca alfatihah, takbir ke-2 membaca solawat untuk Nabi, takbir ke-3 doa untuk jenazah, takbir ke-4 doa untuk jenazah dan orang yang menyolati), dan salam. Kita dapat mengetahui dari rukun tersebut bahwasannya mendoakan jenazah termasuk rukun jadi wajib dilakukan. Itu artinya, boleh lah mendoakan orang yang sudah meninggal…
            Membaca tahlil, isinya bacaan-bacaan dzikir (dzikir=mengingat Allah), mengirimkan bacaan surat “khususon ila arwahi……alfatihah” apakah pahalanya bisa sampai? SMS(short message send) aja bisa sampai ke HP kita, apalagi Allah yang Maha Besar dan Maha Kuasa, bagaimana menyampaikan pahala untuk orang yang kita tuju gag perlu di tanyain lagi. Sementara kita yang membaca, apakah mendapat pahala juga?...bukankah niat baik dan membaca Al-qur’an adalah pahala?..Wallohu a’lam….(hanya Allah yang tahu)